ZIARAH SKATEBOARDING - EPS 02 SKATOPIA





Skatopia : Impian liar dan dedikasi yang melebihi dosis
Selesai petualangan di pasifik utara negara bagian Oregon, saya melanjutkan perjalanan ke negara bagian Ohio. Terletak di daerah midwest Amerika Serikat kontur alamnya lebih datar, tidak ada gunung, bukit atau lembah yang legok, mentok-mentok sepanjang perjalanan menyusuri highway cuma disuguhi pemandangan hamparan ladang jagung. Pagi itu saya tidak punya ekspektasi apapun selain membantu teman saya shooting dokumenter mengenai tumbuhan herbal di seputaran Ohio. Teman saya ini namanya Chad. Saya dijemput menggunakan mobil Jeep SUV putih yang ternyata punya pacarnya, mobilnya sendiri yang Toyota Van warna kuning mati pemanasnya. Waktu itu, bulan sudah hampir Desember dan angin diluar sudah bisa bikin bulu roma berdiri. Saya sudah siap pakai boot dan celana kargo, belum jelas cuaca macam apa diluar sana tapi ya namanya juga antisipasi.
 
Kita sudah menjelajah bagian pedesaan Ohio, sampai akhirnya singgah di bagian pusat kota untuk ambil stok gambar nama daerahnya, standar gaya pengambilan gambar untuk menunjukkan unsur where atau lokasi shooting. Tiba-tiba di datangilah kami oleh seorang bapak tua bertopi trucker dan berkacamata bingkai gading transparan. Intinya dia menanyakan kita ngapain dan mau kemana, saat itu sang bapak tua nyeletuk bilang “kalian mau ke Skatopia?” hah terheranlah saya dibuatnya. Salah dengar kali saya, apa iya Skatopia ada di dekat sini. Saya jelas pernah dengar apa itu Skatopia, Chad hanya geleng-geleng. Tapi apa benar Skatopia yang itu? 

Selanjutnya kami nyelonong begitu saja karena Chad takut kalau kemudian bapak itu minta uang, ternyata budaya malak ga cuma ada di pengkolan dekat pasar aja, Amerika punya juga!  Kami bergegas menuju kantor lembaga tempat kami shooting, entah karena arahan supranatural macam apa, Chad salah ambil tikungan, seperti biasa, nyasar. Tapi tak sengaja kami  melewati tanda plang SKATOPIA SKATEBOARD MUSEUM. Voila! Nyasar malah berbuah manis, kami bengong dan ternyata benar, kami berada di tempat legend skate yang saya ndak pernah pikir bakal punya kesempatan mengunjunginya.

Interior Museum


Tapi sebelum itu, terlanjur janjian Chad injak gas ke tempat kami shooting. Singkat cerita shooting berjalan lancar, selesai shooting, gas diinjak lagi dan yang kali ini kami kembali ke Skatopia!!
Saat masuk menuju gerbang skatopia rasanya sungguh surreal, karena rasanya seperti entering another level on a game. Bayangkan dirimu berhasil menyelesaikan satu level raja di sebuah game dan lanjut ke tantangan berikutnya, iya nah kaya gitu lah perasaannya. Jeep pacar Chad parkir di depan sebuah bangunan seperti pondok. Hampir semua bangunan yang ada disini terlihat berantakan, tapi berantakan yang nyeni. Mobil butut, ban bekas, kayu-kayu ga jelas, bangkai kapal, botol-botol beer, bahkan ada igloo dari kumpulan botol Jagermeister. Hmmmh. Sesampai disitu hujan gerimis turun, untung pakaian lumayan mendukung cuaca saat itu.



Waktu itu ada satu orang yang sedang bengong berada di beranda pondok, melihat kita datang dia memanggil manggil orang yang ada di dalam pondok. Ternyata keluarlah seorang pria berjumper kumuh yang penuh bulu-bulu anjing dari dalam pondok. Nama orang ini kalau tidak salah adalah Brewce, dia yang punya owner. Dia orang yang baik, layaknya tuan rumah mendapati tamu datang ia menyuguhi tamu tersebut dengan menu andalan utamanya. Tak lain dan tak bukan adalah sejarah berdirinya lokasi skatopia ini. Tak lupa dengan tur gratis mengelilingi komplek skatepark yang besarnya mencapai 88 acres atau sekitar 35 hektar.

 

Komplek utama Skatopia, gedung bekas lumbung isinya sekarang bowl, fullpipe, panggung striptis dan bar




Brewce sendiri lahir dan besar di West Virginia, state yang bersebelahan langsung dengan Ohio. Ia sempat tinggal di Florida dan disanalah ia mulai ingin membangun tempat khusus bermain skateboard ini. Ia bilang sudah sering kali diusir karena obsesinya itu, hingga suatu saat keluarganya yang tinggal di West Virginia tadi bilang ada tanah yang dijual di Meigs county negara bagian Ohio. Saya tak ingat berapa ia bayar harga tanah ini sehingga bisa sesuka hati membangun kompleks skatepark ini. Disini inilah sekarang berdiri Skatopia yang legendaris ini.

Skatopia saya pikir berasal dari 2 gabungan kata yaitu Skateboard dan Utopia atau Utopis yang artinya terwujudnya suatu sistem dalam sebuah komunitas yang mempunyai tatanan kesempurnaan. Iya, kesempurnaan dalam artian tidak ada cacatnya sebuah sistem hidup, masyarakat dapat hidup rukun sejahtera tidak adanya jurang sosial dan semua bahagia. Saya bisa yakin apa yang diharapkan Brewce adalah membangun sebuah komunitas skateboard sendiri yang sempurna dan terpisah dari dunia luar. Menurut saya ini visi dan dedikasi yang luar biasa.  

Brewce bersama pekerjaan sampingannya / Rumah iglo dari botol jagermeister


Brewce dengan jumpernya yang kumal dan bau anjing tadi menggeret kami ke bangunan gedung pertama komplek Skatopia dibangun. Kontur tempat ini agak naik mendaki bukit, bangunan yang pertama ini adalah hasil modifikasi sebuah lumbung yang sekarang beralih rupa menjadi bowl dengan kedalaman hampir 5 meter. Di sisi kanannya ada full pipe dan di depan bangunan ini ada bar yang buka kalau pas ada acara saja, oya ada juga bilik striptis yang penuh kaca buram dan pecah-pecah. Kata Brewce dibelakang bangunan ini dulu ada halfpipe besar yang sekarang sudah roboh karena tertiup angin. Tak ada sisanya, hanya besi-besi rangka teronggok di rumput-rumput gondrong dan liar.

Selesai tur di bangunan ini, kita naik menuju bangunan lainnya yang bentuknya menyerupai gereja. Saat menuju bangunan ini kita disambut oleh segerombolan anjing-anjing peliharaan Brewce, ah ini dia ternyata jawaban kenapa Brewce bau anjing dan bulu-bulu anjing bertebaran di jumper lusuhnya. Di bangunan kedua ini tak disangka ada dua bowl, yang pertama di lantai bawah dengan kedalaman sekitar 3 meter. Yang kedua bowl lagi di lantai dua dengan dengan ketinggian lumayan santai, mungkin sekitar 1,5 meter. Tur berlanjut, yang ini menuju puncak bukit skatopia. Tak lain dan tak bukan, di atas bukit inilah teronggok satu kompleks besar skatepark kokoh semen konkret penuh lekak lekuk transisi. Dari atas konkret ini pula kita bisa melihat padang rumput luas, padang anarkisme, tempat  legendaris yang terkenal untuk ritual membakar mobil dan sejenisnya. 

Walaupun terlihat berantakan, komplek Skatopia harus bersih dari sampah



Lanjut mengenai pribadi Brewce, saya pikir ini orang sangat nyentrik. Dia mantan pro skateboarder, yang mana sebagai seorang pro saya belum pernah dengar nama dia. Ada satu pondok tempat ia menggantungkan masa-masa kejayaannya sebagai pro, pernah ia dapat sponsor dari perusahaan bir nasional cukup besar, dan dari truck kenamaan Independent juga clothing brand Volcom Stone. Saat ini kegiatan sehari-hari Brewce kerja serabutan macam sablon kaos, stiker, mengumpulkan rongsok, meng-kurasi museum nya dan bau anjing, juga Bir mungkin tak pernah lepas dari kerongkongannya. Skatopia terkenal karena masuk acara King Of The Road-nya Thrasher, tapi image tempat ini memang sangat rebel dan menggambarkan dunia skate yang bebas dan tanpa aturan.

Saya dan Chad, hampir tidak melewatkan sejengkal ruangan dan sudut seluruh bagunan yang ada di Skatopia. Bukan karena kami ingin menjelajah, tapi memang gaya Brewce bicara menarik kami untuk terus ikut dalam pusaran cerita dia tentang kejayaan-kejayaan Skatopia dan rencana-rencana gilanya yang belum terwujud.


Tertegun, membayangkan bisa apa saya disitu


Kali ini, saya tidak terlalu banyak ingin berefleksi. Hanya saja, saya merasakan, punya sebuah mini ramp kecil di belakang rumah adalah impian dari lubuk hati yang paling dalam setiap Skateboarder di seluruh dunia. Namun melihat dan mengunjungi apa yang telah Brewce lakukan dengan proyek Skatopia ini, adalah wujud dedikasi dan kecintaan terhadap skateboarding yang sudah jauh melebihi dosis wajar.

Jadi kapan kalian mulai membangun mini ramp kalian sendiri?  Masih berharap dibangunkan skatepark oleh pemerintah?


Nantikan liputan selanjutnya. Salam dari Ohio.


 
 Zulhiczar 






Photo credits: Chad J Reich



---------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------

NEXT EPISODE: “House Of Vans - Detroit”




About penulis: 


Zul mulai mengenal skateboard saat ia bolos dari bangku SMP ke persewaan PS di belakang sekolahnya. Disitu ia mulai keranjingan bermain Tony Hawk Pro Skater, trik Cannon Ball 720 adalah andalannya. Dilain kesempatan saat ia bolos, salah satu temannya baru saja membeli papan skateboard dari sebuah toko buku, maklum jaman dulu belum ada yang namanya skateshop. Disitu ia belajar ollie dan belum bisa berhenti bermain hingga sekarang. Saat ini untuk sementara waktu ia tinggal di kota Athens, Ohio, Amerika Serikat. Sambil belajar dan berkarya di bidang media dokumenter, setiap weekend ia sangat menikmati berkeliling sekitar dan menuliskan pengalamannya mewujudkan impian mengunjungi skate spot legendaris di sekitar USA. Untuk update lainnya bisa di follow ig nya disini @zoulord









Post a Comment

Copyright © WNDR. live your life likescurving