Beberapa tahun belakangan wajah event kompetisi skateboard mengalami perubahan yang cukup signifikan, Jika kamu salah satu skateboarder yang lumayan rutin menyaksikan kompetisi SLS (Street League Skate) atau menyaksikan kompetisi skateboard ASIAN Games beberapa waktu lalu kamu dapat melihat sebuah Score Board Digital yang menampilkan hasil penilaian dari juri yang telah dibuat oleh skateboarder sesaat setelah mereka menyelesaikan run nya. Sebuah sistem yang menurut kami mampu menghemat durasi kompetisi dari proses penilaian secara manual, dari situ kami beranggapan bahwa ada seseorang atau mungkin sekelompok orang yang mau repot-repot mengembangkan teknologi yang secara khusus dibuat untuk skateboarding terlebih ditujukan untuk kompetisi skateboard.
SLS Scoreboard, pict by jenkem |
Teknologi penjurian itu disebut Live Scoring System yang merupakan sistem penilaian dengan memberikan waktu yang instan, end-to-end, semua disajikan langsung melalui tampilan grafis nan dinamis untuk memberikan pengalaman langsung serta transparansi penilaian dari hasil penjurian saat pertandingan. Perlu disadari bahwa kemajuan teknologi juga mampu menyebabkan perubahan, jika sebelumnya penjurian dilakukan dengan cara tradisional dengan mencatat secara manual menggunakan ballpoint dan kertas diatas papan jalan kemudian menunggu dan melihat hasil penilaian di akhir dari kompetisi, mungkin lambat laun akan tergantikan dengan sistem live scoring ini. Salah satu yang mempelopori sistem penjurian dengan teknologi seperti ini adalah ISX SCORING, ISX yang merupakan singkatan dari Instant Scoring eXperience™ ini dikembangkan oleh Pro skateboarder Rob Dyrdek yang juga founder/creator dari Street League Skate.
ISX is the most sophisticated, end-to-end scoring and sports data solution in action sports. It's the backbone of Street League Skateboarding, taking storytelling and fan-engagement to a whole new level with our experience and technology. - Rob Dyrdek
Di Indonesia kita patut berbangga hati, karena ada salahsatu dari kawan skateboarder disini yang juga tengah mengembangkan sisstem Live Scoring tersebut, sebuah effort yang menurut kami cukup besar untuk skateboarding scene di negeri ini, mengingat kebanyakan skateboarder masih memilih untuk sibuk mencari tempat bermain dan mengeluh soal ini dan itu. WNDR berkesempatan untuk berbincang bersama seorang skateboarder sekaligus developer dari HST
Halo apakabar masku? Bisa perkenalkan diri untuk kawan-kawan yang mungkin belum kenal nih?
Hallo, baik-baik alhamdulillah. Gua Abdul Kadir, start main skate tipis-tipis sejak tahun 2000, dalam kondisi putus nyambung, karena papan skate selalu gantian sama temen.. Hehe. Akal-akalan si miskin pada jaman itu deh.
Kami tertarik dengan HST, Apa sebenarnya yang dimaksud dengan Hyper Score Technology ini dan bagaimana cara kerjanya?
Yang dimaksud dengan HST atau Hyper Score Technology adalah aplikasi penilaian, manajemen dan administrasi dalam satu sistem yang lengkap. Ini adalah sistem yang berbasis cloud yang dapat membuatnya dapat diakses pada hampir semua perangkat yang terhubung dengan internet. Service ini bertujuan agar acara contest dapat menjadi cepat, mudah, menyenangkan, dan profesional.
Selain sebagai skateboarder dan photo/videographer apakah kamu punya background IT?
Gua ga punya background IT dalam bidang pendidikan formal (seperti kuliah atau sekolah), tapi gua melakukan nya secara otodidak sejak SMA, hanya karena hobby. Karena menurut gua kayanya sangat memuaskan sekali (satisfying) saat sebuah kode ditulis begitu panjang, dan kita bisa menentukan kode tersebut akan ditampilkan seperti apa. Apalagi itu sangat membantu banyak pekerjaan gua juga.
Ide apa yang melatarbelakangi diciptakannya sistem ini?
Ide awal nya terjadi setelah 2 tahun gua bergabung dengan Happen Skateboarding Magazine, sering diajak membantu event skate. Pada satu titik di tahun 2009 itu, perkembangan smartphone mulai banyak digunakan, termasuk di Happen Crew saat itu (belum semua crew menggunakan smartphone). Gua pikir akan sangat mudah perhitungan skor jika semua ditampilkan dengan perhitungan otomatis menggunakan smartphone, karena selama ini perhitungan skor manual cukup lama untuk dilakukan hinggal muncul final score dari semua judge, dan juga tidak seorang pun penonton atau skater dapat melihat skor nya sebelum suatu babak selesai. Akan sangat menarik, jika skor ditampilkan seperti pertandingan sepak bola (Premiere League) atau Basket (NBA). Jadi gua di kantor mencoba meyakinkan tim saat itu, agar event berikutnya menggunakan Google Documents (Spreadsheet) supaya dapat melakukan perhitungan otomatis, dan dapat di akses orang banyak, secara google drive bisa disisipkan rumus berhitung. Tetapi tim kurang setuju, karena perhitungan judge itu harus bersifat private. Gua jawab lagi: "Akses dapat dibatasi pada judge saja", mereka jawab: "Tapi setiap judge punya coret-coretan masing-masing sulit diwujudkan dalam angka". Jadi saat itu gua coba mencari celah lain untuk meyakinkan mereka di event berikutnya.
2010 saat itu semua orang di kantor sudah punya smartphone, jadi akan lebih mudah digunakan skoring nya dalam kontrol masing-masing. Tapi jawaban yang sama kembali muncul. 2011 saat itu ada event Road to TAFISA, hal yang sama kembali ditanyakan dan gua juga bilang bersedia melakukan apapun untuk mempermudah perhitungan, termasuk untuk coret-coretan yang sulit diwujudkan dalam angka, artinya gua akan coba mempelajari dan menyesuaikan sistem agar dapat digunakan tim juri di pertandingan nanti. Tim kembali menolak. Hingga gua coba ngobrol secara private ke Anggi agar dapat mempengaruhi tim, karena mungkin saat itu gua dianggap masih kurang pengalaman dalam hal event. Dan tetap di tolak, dengan alasan "terlalu mepet waktunya untuk mempelajari sistem yang baru". Dan judge pertandingan belum semua confirm akan datang di acara TAFISA.
Alhasil, beberapa titik yang gua masih perlu bantuan anggi untuk ngerjain, gua panggil dia ke "Kantor" dan juga ikut membantu disana di waktu-waktu saat sudah mendekati deadline event. Dalam waktu kurang lebih 30 hari sistem itu jadi dan bisa digunakan, bahkan di sela-sela event gua masih sedikit melanjutkan development. Alhamdulillah berhasil berjalan baik. Everybody happy.
Bahasa pemrograman apa yang digunakan untuk mendevelop system ini?
Hehe, sebenernya ini agak rumit untuk dijelasin bahasa umumnya, tapi ga papa. Intinya bahasa pemrograman yang digunakan bukan cuma 1, karena platform penggunaan nya macam-macam, untuk kegiatan Admin kita menggunakan Windows based, untuk judges menggunakan android based, dan untuk user akses kita menggunakan web based. Jadi lengkap sudah bahasanya. Dari mulai .Net Framework, HTML, PHP, javascript, jQuery, Android OS, ada semua jadi satu.
Kapan pertama kali sistem ini diterapkan dalam sebuah event kompetisi?
Seperti cerita diatas, pertama kali digunakan untuk event IOXC 2015 di Bandung.
Ketika sistem ini mulai diterapkan, apakah ada yang meragukan ide tsb?
Banyak sekali perdebatan saat beberapa jam sebelum pertandingan. Tapi kita meeting, coba yakinkan para judges. Dan membuat mereka harus menerima cara ini, karena ini berkaitan dengan pendaftaran yang sudah dilakukan sebelumnya. Jadi mau tidak mau harus digunakan. Tetapi setelah berjalan, semua merasa senang, karena proses nya cepat, valid, & entertaining.
Seberapa efektif dan efisiennya live scoring system ini bagi penjurian dalam event kompetisi? Dan apakah akurasi penilaian nya sama dengan metode penjurian tradisional?
Jadi Live scoring system ini berbasis performance selama skater / BMX rider bermain. Umumnya mereka perform selama 45 detik atau kadang 1 menit. Jadi dari apa yang dilihat juri selama waktu tersebut, judge harus menilai dengan skala 0.1 hingga 10, bersadarkan kesulitan trick, flow, continuity, jumlah trick, dan level clean nya dari semua flow tersebut. Dari lima faktor ini di-simpel-kan menjadi sebuat output nilai dengan skala diatas, ini yang membuatnya menjadi efektif dan efisien waktunya. Jadi dasar penilaian nya sama saja dengan penilaian tradisional. Hanya saja proses nya dirampingkan. Penggunaan sistem ini harus dengan judge yang berpengalaman cukup. Karena itu mempengaruhi validitas & kecepatan penilaian. Saat skor muncul, bisa langsung dilihat di scoreboard di lapangan, atau website. Mudah-mudahan akan berkembang sebentar lagi di live streaming pun akan muncul scoreboard nya.
Apakah ada kemungkinan Live scoring system ini diterapkan untuk kompetisi skate berskala kecil?
Saat sistem ini dibuat kebetulan penerapan nya hanya ada di event-event besar, karena saat itu kesempatan nya ada. Kurang nya informasi kami juga membuat orang-orang kurang paham. Secara saat itu baru selesai develop, jadi belum ada waktu untuk menginformasikan mengenai sistem HST untuk bisa digunakan di event berskala kecil, karena tenaga kerja kita saat itu cuman 2 orang, Gua sendiri dan Anggi. Sekarang sudah ada beberapa event berskala kecil menggunakan HST, yang terakhir adalah Young Guns Series 2018. Tidak ada syarat khusus untuk penggunaan perangkatnya. Hanya saja yang khusus adalah pemilihan judge nya yang menggunakan. Judge dalam kompetisi ada dua pilihan jumlah judge, antara dengan sistem 5 judge, atau 3 judge. Dalam 5 judge minimal ada 2 judge pilihan dari HST, sedangkan dalam sistem pertandingan 3 judge, minimal ada 1 judge pilihan dari HST, hal ini untuk menjaga validitas penilaian karena belum berpengalaman nya para judge lain yang belum pernah menggunakan sistem ini.
Halo apakabar masku? Bisa perkenalkan diri untuk kawan-kawan yang mungkin belum kenal nih?
Hallo, baik-baik alhamdulillah. Gua Abdul Kadir, start main skate tipis-tipis sejak tahun 2000, dalam kondisi putus nyambung, karena papan skate selalu gantian sama temen.. Hehe. Akal-akalan si miskin pada jaman itu deh.
Kami tertarik dengan HST, Apa sebenarnya yang dimaksud dengan Hyper Score Technology ini dan bagaimana cara kerjanya?
Yang dimaksud dengan HST atau Hyper Score Technology adalah aplikasi penilaian, manajemen dan administrasi dalam satu sistem yang lengkap. Ini adalah sistem yang berbasis cloud yang dapat membuatnya dapat diakses pada hampir semua perangkat yang terhubung dengan internet. Service ini bertujuan agar acara contest dapat menjadi cepat, mudah, menyenangkan, dan profesional.
Selain sebagai skateboarder dan photo/videographer apakah kamu punya background IT?
Gua ga punya background IT dalam bidang pendidikan formal (seperti kuliah atau sekolah), tapi gua melakukan nya secara otodidak sejak SMA, hanya karena hobby. Karena menurut gua kayanya sangat memuaskan sekali (satisfying) saat sebuah kode ditulis begitu panjang, dan kita bisa menentukan kode tersebut akan ditampilkan seperti apa. Apalagi itu sangat membantu banyak pekerjaan gua juga.
Ide apa yang melatarbelakangi diciptakannya sistem ini?
Ide awal nya terjadi setelah 2 tahun gua bergabung dengan Happen Skateboarding Magazine, sering diajak membantu event skate. Pada satu titik di tahun 2009 itu, perkembangan smartphone mulai banyak digunakan, termasuk di Happen Crew saat itu (belum semua crew menggunakan smartphone). Gua pikir akan sangat mudah perhitungan skor jika semua ditampilkan dengan perhitungan otomatis menggunakan smartphone, karena selama ini perhitungan skor manual cukup lama untuk dilakukan hinggal muncul final score dari semua judge, dan juga tidak seorang pun penonton atau skater dapat melihat skor nya sebelum suatu babak selesai. Akan sangat menarik, jika skor ditampilkan seperti pertandingan sepak bola (Premiere League) atau Basket (NBA). Jadi gua di kantor mencoba meyakinkan tim saat itu, agar event berikutnya menggunakan Google Documents (Spreadsheet) supaya dapat melakukan perhitungan otomatis, dan dapat di akses orang banyak, secara google drive bisa disisipkan rumus berhitung. Tetapi tim kurang setuju, karena perhitungan judge itu harus bersifat private. Gua jawab lagi: "Akses dapat dibatasi pada judge saja", mereka jawab: "Tapi setiap judge punya coret-coretan masing-masing sulit diwujudkan dalam angka". Jadi saat itu gua coba mencari celah lain untuk meyakinkan mereka di event berikutnya.
HST First display at IOXC 2015 Bandung |
2010 saat itu semua orang di kantor sudah punya smartphone, jadi akan lebih mudah digunakan skoring nya dalam kontrol masing-masing. Tapi jawaban yang sama kembali muncul. 2011 saat itu ada event Road to TAFISA, hal yang sama kembali ditanyakan dan gua juga bilang bersedia melakukan apapun untuk mempermudah perhitungan, termasuk untuk coret-coretan yang sulit diwujudkan dalam angka, artinya gua akan coba mempelajari dan menyesuaikan sistem agar dapat digunakan tim juri di pertandingan nanti. Tim kembali menolak. Hingga gua coba ngobrol secara private ke Anggi agar dapat mempengaruhi tim, karena mungkin saat itu gua dianggap masih kurang pengalaman dalam hal event. Dan tetap di tolak, dengan alasan "terlalu mepet waktunya untuk mempelajari sistem yang baru". Dan judge pertandingan belum semua confirm akan datang di acara TAFISA.
Alhasil, beberapa titik yang gua masih perlu bantuan anggi untuk ngerjain, gua panggil dia ke "Kantor" dan juga ikut membantu disana di waktu-waktu saat sudah mendekati deadline event. Dalam waktu kurang lebih 30 hari sistem itu jadi dan bisa digunakan, bahkan di sela-sela event gua masih sedikit melanjutkan development. Alhamdulillah berhasil berjalan baik. Everybody happy.
Hehe, sebenernya ini agak rumit untuk dijelasin bahasa umumnya, tapi ga papa. Intinya bahasa pemrograman yang digunakan bukan cuma 1, karena platform penggunaan nya macam-macam, untuk kegiatan Admin kita menggunakan Windows based, untuk judges menggunakan android based, dan untuk user akses kita menggunakan web based. Jadi lengkap sudah bahasanya. Dari mulai .Net Framework, HTML, PHP, javascript, jQuery, Android OS, ada semua jadi satu.
Kapan pertama kali sistem ini diterapkan dalam sebuah event kompetisi?
Seperti cerita diatas, pertama kali digunakan untuk event IOXC 2015 di Bandung.
Ketika sistem ini mulai diterapkan, apakah ada yang meragukan ide tsb?
Banyak sekali perdebatan saat beberapa jam sebelum pertandingan. Tapi kita meeting, coba yakinkan para judges. Dan membuat mereka harus menerima cara ini, karena ini berkaitan dengan pendaftaran yang sudah dilakukan sebelumnya. Jadi mau tidak mau harus digunakan. Tetapi setelah berjalan, semua merasa senang, karena proses nya cepat, valid, & entertaining.
Dibutuhkan judge berpengalaman untuk dapat menggunakan HST |
Seberapa efektif dan efisiennya live scoring system ini bagi penjurian dalam event kompetisi? Dan apakah akurasi penilaian nya sama dengan metode penjurian tradisional?
Jadi Live scoring system ini berbasis performance selama skater / BMX rider bermain. Umumnya mereka perform selama 45 detik atau kadang 1 menit. Jadi dari apa yang dilihat juri selama waktu tersebut, judge harus menilai dengan skala 0.1 hingga 10, bersadarkan kesulitan trick, flow, continuity, jumlah trick, dan level clean nya dari semua flow tersebut. Dari lima faktor ini di-simpel-kan menjadi sebuat output nilai dengan skala diatas, ini yang membuatnya menjadi efektif dan efisien waktunya. Jadi dasar penilaian nya sama saja dengan penilaian tradisional. Hanya saja proses nya dirampingkan. Penggunaan sistem ini harus dengan judge yang berpengalaman cukup. Karena itu mempengaruhi validitas & kecepatan penilaian. Saat skor muncul, bisa langsung dilihat di scoreboard di lapangan, atau website. Mudah-mudahan akan berkembang sebentar lagi di live streaming pun akan muncul scoreboard nya.
Apakah ada kemungkinan Live scoring system ini diterapkan untuk kompetisi skate berskala kecil?
Saat sistem ini dibuat kebetulan penerapan nya hanya ada di event-event besar, karena saat itu kesempatan nya ada. Kurang nya informasi kami juga membuat orang-orang kurang paham. Secara saat itu baru selesai develop, jadi belum ada waktu untuk menginformasikan mengenai sistem HST untuk bisa digunakan di event berskala kecil, karena tenaga kerja kita saat itu cuman 2 orang, Gua sendiri dan Anggi. Sekarang sudah ada beberapa event berskala kecil menggunakan HST, yang terakhir adalah Young Guns Series 2018. Tidak ada syarat khusus untuk penggunaan perangkatnya. Hanya saja yang khusus adalah pemilihan judge nya yang menggunakan. Judge dalam kompetisi ada dua pilihan jumlah judge, antara dengan sistem 5 judge, atau 3 judge. Dalam 5 judge minimal ada 2 judge pilihan dari HST, sedangkan dalam sistem pertandingan 3 judge, minimal ada 1 judge pilihan dari HST, hal ini untuk menjaga validitas penilaian karena belum berpengalaman nya para judge lain yang belum pernah menggunakan sistem ini.
HST digunakan pada event skate International, pic by Nareend |
Apakah ada peningkatan sistem yang akan dilakukan dan seperti apa planning kedepannya?
Untuk development saat ini kita sedang mengembangkan lebih luas
untuk penggunaan di Android, dan perluasan fungsi website. Agar website
dapat digunakan juga sebagai pusat informasi event yang menggunakan
sistem HST, dan sistem profile user juga masih kita sempurnakan agar
lebih mempermudah saat proses pendaftaran event & melihat history
kontes yang pernah diikuti oleh user. Penambahan fungsi juga masih
dibicarakan dan dimatangkan lagi, agar fungsi sistem ini tidak hanya
bisa digunakan di contest saja, tetapi juga ada fungsi interaktif
lainnya.
Thanks to:
Terima kasih banyak atas waktunya, semoga HST mampu membawa perubahan
yang lebih baik terhadap perkembangan skateboard scene tanah air
khususnya pada kompetisi skateboard.
Thank You Yak. Semoga wonder sukses terus.
Thanks to:
- Abdul Kadir (untuk waktunya)
- Nareend (Thanks Berat untuk Fotonya )
Post a Comment